Sri Bulan Rahmawati

Jumat, 24 April 2015

Jumat, 24 April 2015


Saat melihat foto ini aku hanya bisa tersenyum, seperti ekspresiku di dalam foto ini saat kamu ingin mengabadikan moment saat kamu berlutut di hadapanku. Rasanya saat itu aku bingung, aku terharu, senang dan hal- hal yang kurasakan jadi seperti apa yang tergambar di foto itu.

Dari awal hubungan kita pun, mungkin ini foto "Best Of The Best" versiku.
Apapun yang terjadi saat ini, aku berharap kamu bisa kembali berlutut untuk benar-benar mengakhiri hubungan ini dengan hubungan yang banyak di inginkan oleh pasagan-pasangan di luar sana.

Aku percaya keajaiban pasti ada, walau sedikit kemungkinan yang ada. Aku yakin Allah pasti kasih kesempatan untukku jadi bagian dari kemungkinan kecil tersebut.
Ya Rabb jaga dia, jaga hatinya, jaga dirinya.



Senin, 20 April 2015

Semua butuh Proses

Rasanya hari itu selalu jadi hari kelam di hidup kami, jarang ada yang mau memperhatikanmu Bu.
Kami merasa apa yang terus kau teriakkan hanya lah sebatas ucapan tanpa memiliki arti atau memang saat itu kami belum mengerti, kami hanya sebatas harus dapat nilai baik di mata pelajaranmu "Agama Islam"...

Aku sangat ingat saat engkau susah payah membimbing kelas XI IPS 2, aku pun yang saat itu berkerudung kurang suka dengan apa yang kau ajarkan. Sangat memaksa, iyaa sangat memaksa bu. Kau menyuruh kami para kaum perempuan menggunakan baju muslim dan mengenakan kerudung saat jam pelajaranmu. Banyak keluhan dari banyak anak, kau marah saat kau masuk ada anak perempuan yang belum menggenakan kerudung.

Hapalan demi hapalan surah-surah pendek yang selalu jadi tugas utama mu setiap pertemuan, aku sadar aku yang bisa membaca Al-qur'an pun terkadang masih malas membacanya, Apalagi engkau tahu wahai ibuku bagaimana sifat kami sekelas.. Tak sedikit kekesalan yang aku rasakan selama kau mengajarkan ku. begitupun dengan engkau bu, engkau sempat berkata susah untuk meluruskan kami, bahkan kau membandingkan kami dengan sekolah tempat mengajarmu dulu di SMK yang notabene hampir sebagian besar muridnya laki-laki, mereka masih bisa di atur di bandingkan kami semua. Saat mengingat itu, saya sedih bu. Terlalu nakal kah kami sampai kau susah membimbing kami?


Bu, Bulan Mohon Ampun yang sedalam dalamnyaaa...
Bulan salah menilai ibu, saat apa yang bulan rasakan sekarang buat bulan sadar semua paksaan dan kata-kata ibu tak salah. Justru itu yang buatku saat ini masih bertahan dalam sebuah masalah yang harus menguras air mata kerinduan. Masalah yang harus di lakukan dengan kesungguhan hati, kesabaran, dan hati yang lapang.
Bulan salah bu , saat ini yang terngiang di pikiranku hanya kata-katamu, "AYO LURUSKAN NIATNYA, LURUSKAN NIATNYA KARENA ALLAH" itu yang selalu kau lantangkan di setiap pertemuanmu dengan kami di dalam kelas.
Aku bangga bisa jadi muridmu bu, saat hal-hal kecil seperti ini menjadi pelajaran berarti untukku. Semogakau selalu dalam lindungannya Bu. Terimakasih untuk banyak hal Bu.