Sri Bulan Rahmawati

Selasa, 06 Oktober 2015

Twenty Years Old

Ini yang paling kutunggu!
20 Tahun.... Genap menyandang title "Kepala Dua". Yipppppy *jingkrak-jingkrak*
Tahun keempat Ulang Tahun di Semarang, sendiri, tanpa mama papa, tanpa geng rempong dan sahabat-sahabat jaman SD-SMA.

TAPI.........
Aku bahagia masih banyak yang membuat 20 Tahun ku Indah


Thankyou Faza, lo salah satu orang yang paling nyebelin pokoknya!


Thankyou for yummy cake #BlerongSquad I Love U :* :*



Lely, Kiki, Mae, Wury Makasih banget udah dateng bawa Late Surprise :) :*



20th ku indah karena mereka Ya Allah terimakasih untuk segala berkahmu di Umurku ini, Meninggalkan usia belasan dan memasuki usia Dua Puluh memang menjadi harapanku yang paling besar. Semoga masih bisa merasakan umur dua puluh sekian untuk bisa bahagiakan Mama Papa :)

Rabu, 12 Agustus 2015

Sepenggal Kisah Kita


 Foto ini diambil 11 Februari 2013. Ingatkah? iya aku masih ingat, saat kita liburan semester Ganjil menuju ke Semester Genap, saat kita Maba unyu-unyu menjelang jadi mahasiswa semester 2.
Sangat amat sulit untuk mulai berkumpul bersama, tapi kita berusaha sebisa mungkin menepati janji semasa SMA. 

"pokoknya kalo udh beda Univ, tiap liburan harus ketemu buat kumpul ama cerita-cerita yak"

Sejak awal pertemuan kita pun entah apa yang membuat kalian begitu special dihidupku. Kalian buat tujuanku jelas, kalian buka cara pandangku, bukan sekedar pandangan seorang siswi IPS pada umumnya. Pada dasarnya kalian mengubahku jadi lebih dewasa.
Aku memang paling kecil diantara kalian, tapi kalian tidak buatku menjadi anak kecil yang hanya bisa menangis. Kalian tetap perlakukan aku sama seperti yang lainnya, bahkan kita berjuang bersama untuk raih impian dan cita-cita kita.
Sampai pada akhirnya semua tak sesuai harapan kita. Jalan kita berputar kawan.

“Aku ingin jadi Seorang Arkeolog, maka aku ingin ambil kuliah Arkeologi UGM.
Intan ingin bisa kuliah di Malang dengan jurusan Kimia favoritnya.
Kemudian, Gani si Ganteng satu ini super simple dan menjatuhkan UI sebagai pilihan studi lanjutnya. Entah apa yang buat dia berfikir untuk jadi mahasiswa UI (mungkin gak bisa jauh dari mamih Herlin xoxoxo).”

Tuhan berkata Lain saat pengumuman SNMPTN, Aku yang memulai perpisahan dengan kabar aku LOLOS SNMPTN di Universitas Negeri Semarang (apakabaramacita-cita)
Disusul Gani yang lolos Ujian Tulis di Universitas Gajah Mada(iniimpiangue!!)
Finally setelah perjuangan yang paling berat Intan jadi mahasiswa Kimia Universitas Diponegoro lewat jalur Ujian Mandiri (tetanggansih~)

Saat ingat antara cita-cita dan kenyataan tak sesuai dan mungkin aku yang paling jauh memutar arah. Rasanya mau marah, kesal, kecewa. Tapi kalau aku turuti semua egoku, aku jahat!
Intan dan Gani yang buat aku ingat semua ini sudah jalannya, jika aku sedih Gani lebih sedih. Gak biasa jauh dari mamih Herlin tau-tau terbuang Jauh dan belajar jadi lelaki yang Mandiri.
Jika Aku ingin kesal dan aku menyerah, aku teringat perjuangan Intan untuk jadi Mahasiswi Universitas Negeri yang penuh cobaan.

Dan merekalah yang buat aku sampai sekarang masih tersenyum dan bertahan di Unnes. Tak pernah terpikir untuk melupakan cita-cita sebagai Arkeolog, seperti kata Gani “Jalani yang ada, InsyaAllah ini yang terbaik buat kita sekarang”..

Tuhan terimakasih kau Anugerahkan mereka dihidupku, aku bersyukur. Jaga Tali Persahabatan kami sampai kelak kami miliki anak dan cucu :)


 

Selasa, 04 Agustus 2015

Berbahagialah

Aku bersabar untuk sebuah keseriusan..
Aku bersabar dalam penantian..
Aku bersabar demi sebuah perubahan..
Namun, apa yang sekarang aku dapat? Sekarang apa yang aku rasakan?
Tidak lebih dari kekecewaan untuk kesekian kalinya. Banyak orang bilang kesempatan kedua, iya aku pun sudah mencoba memberi itu. Namun apaa? Sama saja!! Kau sia-siakan begitu saja. Kau abaikan seakan aku akan memberi kesempatan lain ketika kau ulangi kesalahan yang sama.
Harus berapa lama lagi aku bertahan? 
Harus berapa banyak pertanyan lagi yang ku ajukan, kalau pada akhirnya kau jawab hanya dengan senyuman.


Maaf mungkin tidak cukup untuk mengobati bekas jaitan yang robek untuk kesekian kalinya
Justru aku yang harus minta maaf, aku yang terlalu percaya diri. 
Aku yang terlalu percaya kamu akan berubah, aku yang terlalu percaya kamu akan jadi seseorang yang di pandang dan tidak diremehkan orang lain. Aku yang percaya aku dan kamu bisa menjadi “kita” yang memang didambakan banyak orang.

Semoga jalan yang kau pilih ini merupakan jalan yang terbaik. Aku masih ingat janjiku, Insyaallah selama diri ini masih bernyawa akau akan menepatinya. 

Berbahagialah ada atau tanpa aku. J

Selasa, 14 Juli 2015

Mereka Mengubahku..

Tiga bulan berlalu? Iyaa tak terasa apa yang terjadi sekarang ini begitu jelas terasa.
Seiring berjalannya waktu banyak hal yang terjadi, entah itu suka maupun duka. Suka yang terasa sangat minim dikala hati ini menyerap duka yang terlalu berlebih. Bukan aku tak bersyukur pada-Mu YaRabb, aku pun tak pantas berkata "tapi". Hamba-Mu ini hanya tak tahu harus bagaimana menyikapi ini.

Aku pulang. Ya, Engkau masih izinkan aku untuk kembali ke pelukan hangat sebuah keluarga. Semangatku kembali, mereka membuatku kembali bisa tersenyum menatap harapan untuk hari-hariku selanjutnya. Mereka bagai Charged untuk diriku, hal sepele yang membekas buatku berfikir lebih dalam tentang apa yang ku rasakan.
Mereka juga membuka logika ku, permasalahan yang "Kita" hadapi lebih komplek ketimbang masalah yang "aku" alami.
Saat aku pulang mereka banyak merubahku, rasa syukurku bertambah pada-Mu YaRabb. Kau kirimkan mereka sebagai petunjuk jalanku dalam menyelesaikan satu masalah.

Walau aku tau, walau aku masih harus menerima dan merasakan kenyatan yang lebih pahit. Tapi Semangat ini yang membuat satu kesatuan dalam diriku untuk menghadapi kenyataan yang lebih pahit. Aku selalu percaya Ujian yang Engkau berikan tidak akan melebihi batas kemampuan umat-Mu. Selalu aku coba untuk selalu bisa mencari jalan keluar sesuai dengan tuntunan-Mu.
Terimakasih Ya Allah, terimakasih telah kau kirimkan Keluarga, Saudara, Sahabat, dan juga Abang-Abang yang selalu ada disisiku. Aku Bahagia miliki mereka. 

Jumat, 24 April 2015

Jumat, 24 April 2015


Saat melihat foto ini aku hanya bisa tersenyum, seperti ekspresiku di dalam foto ini saat kamu ingin mengabadikan moment saat kamu berlutut di hadapanku. Rasanya saat itu aku bingung, aku terharu, senang dan hal- hal yang kurasakan jadi seperti apa yang tergambar di foto itu.

Dari awal hubungan kita pun, mungkin ini foto "Best Of The Best" versiku.
Apapun yang terjadi saat ini, aku berharap kamu bisa kembali berlutut untuk benar-benar mengakhiri hubungan ini dengan hubungan yang banyak di inginkan oleh pasagan-pasangan di luar sana.

Aku percaya keajaiban pasti ada, walau sedikit kemungkinan yang ada. Aku yakin Allah pasti kasih kesempatan untukku jadi bagian dari kemungkinan kecil tersebut.
Ya Rabb jaga dia, jaga hatinya, jaga dirinya.



Senin, 20 April 2015

Semua butuh Proses

Rasanya hari itu selalu jadi hari kelam di hidup kami, jarang ada yang mau memperhatikanmu Bu.
Kami merasa apa yang terus kau teriakkan hanya lah sebatas ucapan tanpa memiliki arti atau memang saat itu kami belum mengerti, kami hanya sebatas harus dapat nilai baik di mata pelajaranmu "Agama Islam"...

Aku sangat ingat saat engkau susah payah membimbing kelas XI IPS 2, aku pun yang saat itu berkerudung kurang suka dengan apa yang kau ajarkan. Sangat memaksa, iyaa sangat memaksa bu. Kau menyuruh kami para kaum perempuan menggunakan baju muslim dan mengenakan kerudung saat jam pelajaranmu. Banyak keluhan dari banyak anak, kau marah saat kau masuk ada anak perempuan yang belum menggenakan kerudung.

Hapalan demi hapalan surah-surah pendek yang selalu jadi tugas utama mu setiap pertemuan, aku sadar aku yang bisa membaca Al-qur'an pun terkadang masih malas membacanya, Apalagi engkau tahu wahai ibuku bagaimana sifat kami sekelas.. Tak sedikit kekesalan yang aku rasakan selama kau mengajarkan ku. begitupun dengan engkau bu, engkau sempat berkata susah untuk meluruskan kami, bahkan kau membandingkan kami dengan sekolah tempat mengajarmu dulu di SMK yang notabene hampir sebagian besar muridnya laki-laki, mereka masih bisa di atur di bandingkan kami semua. Saat mengingat itu, saya sedih bu. Terlalu nakal kah kami sampai kau susah membimbing kami?


Bu, Bulan Mohon Ampun yang sedalam dalamnyaaa...
Bulan salah menilai ibu, saat apa yang bulan rasakan sekarang buat bulan sadar semua paksaan dan kata-kata ibu tak salah. Justru itu yang buatku saat ini masih bertahan dalam sebuah masalah yang harus menguras air mata kerinduan. Masalah yang harus di lakukan dengan kesungguhan hati, kesabaran, dan hati yang lapang.
Bulan salah bu , saat ini yang terngiang di pikiranku hanya kata-katamu, "AYO LURUSKAN NIATNYA, LURUSKAN NIATNYA KARENA ALLAH" itu yang selalu kau lantangkan di setiap pertemuanmu dengan kami di dalam kelas.
Aku bangga bisa jadi muridmu bu, saat hal-hal kecil seperti ini menjadi pelajaran berarti untukku. Semogakau selalu dalam lindungannya Bu. Terimakasih untuk banyak hal Bu.